Pasca Pilpres, JK digoyang dari kursi Ketua Umum Partai Golkar. Kalau manuvernya 3A sih saya tidak heran, tapi yang saya heran adalah adanya plot untuk mendudukkan JK sebagai Ketua Dewan Penasehat sementara Surya Paloh jadi Ketua Umum. Padahal, sekarang JK adalah Ketua Umum dan Surya Paloh Ketua Dewan Penasehat. Ini kok malah tukeran kursi thok sih?
Demikian pula pasca Boediono dipilih SBY sebagai Wapres, ada wacana Sri Mulyani yang Menteri Keuangan akan dijadikan Gubernur Bank Indonesia. Memangnya, itu bukannya demosi? Walau sama-sama pejabat tinggi negara setingkat menteri, tapi bukankah Menkeu sebenarnya lebih punya kewenangan luas dibanding Gubernur BI? Di foto yang saya muat saja terlihat kalau gesture Boediono itu 'bawahannya' Sri Mulyani.
Apakah memang mau ikut-ikutan jejak Nurmachmudi Ismail, yang 'turun pangkat' dari Menteri Kehutanan jadi Walikota Depok? Saya kok jadi bingung...
[Tulisan ini diposting di Politikana, 14 Juli 2009]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar