Rabu, 15 Juli 2009

Politikana Pasca Pilpres

Rupanya acara kopdar Politikana Selasa, 7 Juli 2009 lalu tertelan gaung hasil Pilpres. Sehingga malah kurang tersosialisasikan dalam tulisan2 di Politikana sendiri. Karena kopdar malam itu kurang menggali aspirasi pengguna, maka saya mengusulkan beberapa hal:
  • Sistem pamor dikembangkan jadi dua point: karena kredibilitas (identitas yg jelas, meski memakai kloningan yg penting penulisnya diketahui moderator) dan karena kontribusi penulisan. Sehingga pamor nggak cepat turun padahal naiknya susah.
  • Biar penulisnya nggak itu-itu aja (yg bisa dikira orang jangan2 cuma pengurus pake identitas kloningan biar banyak) sebaiknya ada reward, biarpun cuma kaus atau mug seperti di websitenya SBY. Ada sistem point atau raport deh. Apalagi katanya ada rencana "Politikana Award" segala.
  • Pasca Pilpres usai, di sudut kanan atas sebaiknya diisi tulisan Editor/Moderator. Di media massa biasa disebut Editorial atau Tajuk Rencana yang diupdate tiap hari. Kalau mau ada acara macam kopdar juga bisa disosialisasikan di sini.
  • Ada dua sistem identitas kepenulisan, yg menggunakan nama asli/identitas jelas dan kloningan. Dari cara sahut-menyahut saat berkomentar, tampaknya sejumlah pemilik identitas kloningan saling mengenal di dunia nyata. Ini agak tidak fair bagi pengguna awam macam saya. Dulu saya pernah menulis soal ini dan "digebuki" ramai-ramai. Tentu saja, saya maklum ada cukup banyak soal sensitif yang ditulis sehingga riskan bila penulisnya memakai nama asli. Tapi jangan lantas memaki2 pemakai nama asli yg dianggap "jualan" atau malah "fasis" segala.
  • Dengan di-ban-nya Dhanis, berarti akhirnya Moderator memakai juga kewenangannya. Maka, alangkah lebih baik kendali ini terus digunakan agar Politikana tidak jadi forum caci-maki, tapi benar-benar sebagai sarana belajar berdemokrasi dengan adu-pendapat. Minimal, ada rambu-rambu yang disepakati bersama.
  • Soal Penulis Tamu bisa dipilih figur publik mana pun asal kompeten dalam menulis soal politik. Dian Sastro, Rieke Diah Pitaloka atau Nurul Arifin sekali pun oke saja. Atau mau pelawak Qomar sekalian, yang diam2 juga anggota DPR? Mungkin juga bisa seleb-birokrat macam Dede Yusuf?
  • Moderator yg menulis di luar editorial/tajuk rencana sebaiknya memakai nama asli. Dengan demikian kredibilitasnya makin oke seperti milis sebelah yg entah kenapa tampaknya tidak begitu disukai di sini...
Ayo, silahkan dibantai...

[Tulisan ini diposting di Politikana, 15 Juli 2009]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar