Selasa, 07 Juli 2009

Biar Cicak Tetap Disadap

Tulisan headline Politikana hari ini tentang sadap-menyadap, membuat saya teringat pada kejadian yang masih saya alami hingga kini. Kalau Komjen (Pol.) Susno Duadji merasa disadap KPK, saya bingung disadap oleh siapa dan untuk keperluan apa. Saya mungkin ke-ge-er-an saja, namun ada beberapa ciri yang saya alami saat menelepon terindikasi adanya penyadapan. Kata sumber saya yang mengerti soal telekomunikasi dan sumber lain yang mengerti soal kemiliteran, memang mungkin hubungan telepon saya disadap. Ini ciri-cirinya:
  • Ada suara berdengung panjang, suara lawan bicara seperti berada di lorong yang bergema.
  • Bila saya menelepon ke nomor-nomor tertentu akan putus setiap beberapa menit, padahal tidak sedang di luar kota.
  • Delay penyampaian SMS, bahkan cukup banyak SMS tak sampai. Kedua soal ini bisa dikilahkan karena buruknya layanan operator.
  • Sulit sekali menelepon ke nomor-nomor tertentu. Bahkan saat si empunya nomor ada di samping saya secara fisik sehingga bisa dilihat handphonenya baik-baik saja (on, sinyal penuh, dan tidak dipakai).
  • Ada suara aneh semacam "cklik" atau "nut" sesaat sebelum nada sambung (atau NSP) berbunyi.
  • Sering ada suara lain semacam induksi ala PSTN saat menelepon dari HP ke sesama nomor HP. Pertanyaannya, apakah induksi bisa terjadi pada telepon seluler yang nirkabel?
  • Yang paling aneh, saat saya menelepon dengan memencet angka satu per satu (bukan dial dari phone book memory) kepada nomor tertentu, malah sambung ke nomor yang lain. Saya memencet nomor Indosat, nyambungnya ke Telkom. Jauh banget.
Dugaan saya, awal saya merasa disadap bisa jadi karena sekitar tiga bulan lalu saya mengirim sms kepada salah satu pemegang saham di perusahaan saya. Begini bunyi sms-nya: "DNS mau resign, harap temui CIA segera." DNS maupun CIA adalah inisial teman-teman kami, seperti lazim digunakan juga singkatan nama 3 huruf di banyak perusahaan. Bisa jadi mereka mengira CIA itu Central Intelligence Agency? Ah, semoga saja saya yang cicak ini tidak ketularan paranoid...

[Tulisan ini semula diposting di Politikana, 7 Juli 2009]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar