You know-lah... siapa atau apa organisasi yang saya maksud. Sejak zaman "cindil abang" hingga era "kapal terbang" mereka sebenarnya selalu ada. Mereka itu kumpulan preman yang tidak punya pekerjaan tetap, lantas diorganisasi agar seolah punya pekerjaan.
Di masa Orde Baru, mereka tergabung dalam organisasi pemuda yang kebanyakan onderbouw-nya Organisasi Peserta Pemilu (OPP). Kini, meski banyak Parpol besar tetap punya organisasi macam itu, tapi para "preman berseragam" ini banyak 'bertobat'. Tampil bak orang paling saleh di muka bumi lengkap dengan seragam kebesaran yang seolah mencirikan agama tertentu. Tapi ya tetap saja, mereka itu "preman berseragam". Cuma seragamnya saja yang beda. Tadinya loreng-loreng, sekarang putih-putih. :D
Tapi ada pula preman bergaya orang kaya. Ya mereka itulah para pengendara "motor gede" yang kerap seenaknya saat di jalan. Memang sih, motornya mahal. Tapi kok kelakuannya murahan ya?
Bai de wei, saat kita mengecam yang besar-besar yang kerap membuat ribut dan onar, sebenarnya yang juga besar tapi kalem tetap jalan. Coba saja jalan ke area-area yang dipenuhi tempat hiburan malam, sudah pasti para preman tapi tanpa seragam banyak berkeliaran. Mereka ini kerap diorganisasikan juga berdasarkan sektarian atau kesukuan asal daerah mereka. Tentu saja, merekalah "preman asli". Preman yang tidak malu mengaku preman. Sekalian pakai tatto atau anting atau jaket kulit biar tambah seram. Meski sebaliknya pemakai tatto, anting atau jaket kulit belum tentu preman. Saya malah lebih respek pada preman yang model begini.
Daripada mereka yang malu-malu mengaku preman, tapi tindakannya jelas kerap berbau premanisme. Maka, menjelang Ramadhan, daripada dirangkul, lebih baik bubarkan organisasi "preman berseragam"!
## Tenang, saya menulis ini tidak sambil mencak-mencak kok ;)) ##
Gambar ngambil di sini
[Tulisan ini semula diposting di Politikana, 9 Agustus 2010]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar